Home » IPS » 30 Contoh Pengamalan Sila Ke-5 Sila Kelima Pancasila On November 4, 2018 In IPS Pancasila adalah dasar negara dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila berisi pokok-pokok pikiran yang dituangkan secara formal dalam bentuk Undang-Undang Dasar. Sebagai pedoman hidup, Pancasila menjadi panduan bagi rakyat Indonesia dalam bersikap dan berperilaku. Kandungan isi dari sila-sila dalam Pancasila tersebut pada dasarnya telah menjadi bagian dari norma kehidupan bagi rakyat Indonesia sejak dahulu kala. Sila kelima dari Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menciptakan kesejahteraan bersama berdasarkan keadilan. Para leluhur kita telah memiliki semangat mencapai cita-cita mayarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Oleh karena itu kita juga harus memiliki semangat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Caranya adalah dengan bersikap dan berperilaku sesuai dengan sila kelima Pancasila tersebut. Sebaliknya, sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan sila kelima Pancasila harus kita hindari. Bagaimana cara sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila? Pemerintah telah menetapkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang berisi 45 butir. Butir-butir pedoman tersebut merupakan penjabaran dari kelima sila dalam Pancasila. Berikut ini pembahasan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila kelima Pancasila. 11 Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Sila Ke-5 Kelima Pancasila Ada 11 butir pedoman pengamalan sila ke-5 yang terdapat dalam 45 butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Contoh-Contoh Pengamalan Sila Ke-5 Kelima Pancasila Berikut ini beberapa contoh pengamalan sila ke-5 dari Pancasila yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku adil terhadap sesama Menghormati hak orang lain atas dasar keadilan Suka bekerja keras Tidak berperilaku boros Tidak bergaya hidup mewah Suka berhemat Tidak melanggar peraturan yang berkaitan dengan kepentingan umum Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi Tidak merusak fasilitas umum Tidak malas dalam bekerja Menghargai hasil karya orang lain Tidak menggunakan mobil pribadi untuk kebut-kebutan di jalan raya Tidak merusak lingkungan yang dapat membahayakan masyarakat Melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama Gotong royong membangun jalan Gotong royong membersihkan sungai Membantu perekonomian masyarakat dengan memberikan pelatihan usaha Memberdayakan potensi wisata desa Menjaga suasana kekeluargaan di lingkungan masyarakat Tidak bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat Menolong orang lain untuk mandiri Berpartisipasi untuk membangun desa Tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan masyarakat sekitar Memelihara fasilitas umum Gotong royong membangun jembatan Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang Melindungi hak-hak orang lain Melakukan kegiatan untuk kesejahteraan bersama Tidak melakukan pemerasan terhadap orang lain Tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu tetangga About Author JadiPaham
Sila ke-lima Pancasila yang berbunyi “Keadilan Sosal bagi Seluruh Rakyat Indonesia” pada dasarnya dapat kita sebut sebagai doktrin Indonesia tentang makna demokrasi ekonomi, yang berarti bahwa suatu keharusan untuk mewujudkan keadilan sosia bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial yang dimaksud adalah keadilan ekonomi meliputi pembagian sumber daya yang didasarkan pada ilai-nilai atau aturan hukum yang berlaku. Apabila setiap individu diberi kebebasan yang sebebas-bebasnya maka sumber daya hanya akan dinikmati oleh orang-orang yang kuat dan memiliki kekuasaan. Oleh karena itu dengan adanya nilai-nilai sila ke-5 Pancasila dan norma hukum yang berlaku, akan membantu mewujudkan keadilan sosial yang merata. Nilai-nilai Pancasila sila ke-5 harus diwujudkan dalam implementasi sikap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pengimplentasian sikap-sikap Pancasila sila ke-5 harus dilakukan oleh setiap elemen yang ada di negara ini, termasuk pemerintah dan masyarakat serta melalui pengajaran di sekolah kepada generai anak-anak di Indonesia. Contoh Sila 5 Pancasila Berikut ini dalam serangkaian daftar contoh-contoh sikap pengamalan dalam Pancasila yang mudah ditemukan untuk kehidupan sehari-hari, antara lain; Pemerintah Adapun dalam sistem pemerintahan untuk contoh pengamalannya adalah sebagai berikut; Membuat peraturan mengenai sumber daya yang ada di Indonesia Pemerintah sudah membuat peraturan baik melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, kemudian undang-undang yang khusus mengatur tentang sumber daya air, minyak bumi, batu bara, tentang tanah atau agraria, dan lain sebaganya. Hal ini dilakukan dasar yang berguna sebagai aturan hukum yang sah mengenai pengambilan sumber daya yang ada di Indonesia dan menjamin hak-hak rakyat agar dapat memanfaatkan sumber daya dengan baik, serta untuk memberi sanksi kepada orang-orang yang akan mengeksploitasi sumber daya. Pemerintah memberi bantuan untuk rakyat yang kurang mampu Bantuan yang diberikan kepada rakyat yang kurang mampu ada dalam berbagai bentuk seperti contohnya PKH Program Keluarga Harapan yang memberikan jaminan uang bagi yang membutuhkan sesuai tingkat kebutuhannya biasanya dilihat dari tingkat sekolah anak, ibu hamil, balita dan lansia. Bantuan Program Keluarga Harapan PKH sebenarnya masih terdapat masalah seperti kurang tepat sasaran, namun perlahan pemerintah membenahiny dengan ketentuan peraturan yang semakin diperketat. Selanjutnya juga terdapat bantuan dari pemerintah dalam bentuk lain yaitu BPNT Bantuan Pangan Non Tunai, masyarakat yang dianggap kurang mampu akan diberikan bantuan seperti beras, telur dan minyak dalam waktu satu bulan sekali. Sebanarnya banyak bantuan dari pemerintah, namun bentuk bantuan tersebut terkadang membuat sebagian masyarakat bergantung pada bantuan. Alangkah baiknya jika pemberian bantuan uang tersebut dibarengi dengan bantuan pelatihan kerja atau pra kerja dan wirausaha. Sehingga masyarakat memiliki kemampuan dan keahlian untuk mencukupi kebuuhan hidupnya. Pemerintah memberi sanksi terhadap pelanggaran eksploitasi alam Dengan adanya peraturan yang mengatur tentang pemanfaatan sumber daya dan potensi y ang ada di Indonesia, hal tersebut akan mempersempit orang-orang atau perusahaan yang akan mengeksploitasi sumber daya yang ada di Indonesia. Namun belakangan ini pemerintah kebobolan dengan adanya kebakaran hutan di Kepulauan Riau. Aturan-aturan saja sebenarnya tidak cukup jika tanpa pelaksanaan yang benar. Pemerintah haus lebih tegas lagi untuk memberikan sanksi bagi para pelaku eksploitasi sumber daya yang ada di Indonesia. Tidak menggunakan mobil dinas atau kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi Seperti yang kita lihat saat ini, pemerintah baik di tingkat desa sampai tingkat pusat diberi kendaraan dinas berupa sepeda motor maupun mobil. Kendaraan dinas seharusnya dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan pemerintahan bukan untuk kepentingan pribadi. Tidak Korupsi Kalimat yang mudah dijanjikan oleh pemerintah namun sulit untuk dilaksanakan. Pasalnya ketika sudah mendapatkan jabatan, wakil rakyat lupa dengan janji-janjinya. Arti korupsi merupakan tindakan yang tak hanya melanggar hukum melainkan juga melanggar nilai-nilai Pancasila. Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat yang dirasa mempunyai usia siap kerja Pelatihan-pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang mampu melatih mereka agar mandiri dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan tidak mengandalkan pinjaman atau bantuan dari pemerintah. Meratakan program pendidikan di seluru pelosok negeri Dengan adanya pendidikan yang rata maka para generasi akan dilatih kemampuan berpikirnya untuk merencanakan masa depannya. Sehingga mereka memiliki gambaran cita-cita dan tujuan hidup untuk mandiri dan tau apa yang harus dilakukan. Menyisipkan pelatihan kerja dan pelatihan mental di sekolah-sekolah Mengapa hal ini harus dilakukan ? Pelatihan kerja dan mental saat ini sangat perlu untuk dilakukan, dikarenakan zaman semakin maju dan kehidupan semakin keras. Jika anak-anak tidak dilatih dari sekarang maka dikhawatirkan mereka akan susah dalam mencai pekerjaan dan susah untuk mandiri. Masyarakat Sedangkan untuk beragam bentuk pengamalan Pancasila dalam contoh di lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, atau di lingkungan sekolah. Antara lain; Bersikap adil terhadap semua orang Tidak peduli dengan status, jumlah kekayaan dan jabatan kita harus tetap bersikap adil terhadap semua orang. Memperlakukan orang lain sama dengan orang pada umumnya terlepas ada perbedaan suku, agama, ras dan golongan dan yang paling penting pada sila ke lima adalah tidak memandang orang dari kekayaan, status dan jabatan. Menghormati hak orang lain didasari atas keadilan Apabila hak-hak kita ingin dihormati oleh orang lain, kita juga harus menghormati hak orang lain. Apabila kita ingin diperlakukan adil, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan adil. Masing-masing orang punya makna hak dan arti kewajiban yang harus dihormati dan dilaksanakan, dengan begitu keadilan akan bisa diwujudkan. Memiliki prinsip suka bekerja keras Sebenarnya arti dari keadilan pada sila ke lima lebih merujuk kepada keadilan secara ekonomi. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya kita tidak boleh hanya bersikap pangku tangan atau mengandalkan orang ain untuk mewujudkan keadilan dalam bidang ekonomi, melainkan kia harus giat dalam bekerja atau membuka lapangan pekerjaan baru agar keadilan ekonomi dapat diwujudkan. Berhemat atau tidak berperilaku boros Boros merupakan perilaku yang menyimpang dari Pancasila. Mengapa ? Hal tersebut jelas bertentangan dengan sila ke 5. Jika kita berperilaku boros, menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan maka keadilan ekonomi tidak akan terwujud, karena di luar sana masih banyak yang susuah untuk makan, susah mencari uang sedangkan kita membuang uang dengan percuma untuk hal-hal yang tidak berguna. Bersikap hedon atau bergaya hidup mewah Sikap hedon juga bukan budaya di negara kita. Kita harus menggunakan uang sebaik dan sebijak mungkin. Adil bukan tentang seberapa banyak dan sering kita memberi, melainkan ketika kita mampu berempati terhadap apa yang menimpa kehidupan orang lain. Masih banyak yang harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi, sedangkan kita dengan enaknya bergaya hidup mewah. Meskipun kita mampu, alangkah baiknya jika uang yang kita punya digunakan dengan bijak. Mentaati peraturan yang berkaitan dengan kepentingan umum Peraturan yang berkaitan dengan kepentingan umum dibuat untuk kesejahteraan bersama, jika dilanggar maka apa yang menjadi tujuan dari peraturan tersebut tidak akan teraksana. Menggunakan fasilitas umum dengan bijak Kita tidak boleh seenaknya sendiri terhadap fasilitas umum yang telah diberikan. Kita juga harus menghormati hak orang lain untuk menggunakan fasilitas umum tersebut. Menjaga fasilitas umum agar tidak rusak Fasilitas umum diberikan untuk kepentingan bersama dan untuk dimanfaatkan bersama bagi orang yang membutuhkan. Jika dirusak sama saja kita tidak bersikap adil terhadap orang lain. Melaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama Kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama seperti contohnya melakukan aktifitas sosial membantu fakir miskin, membantu korban bencana alam dan lain-lain yang dapat bermanfaat untuk banyak orang. Membantu ekonomi masyarakat dengan memberikan pelatihan usaha Tidak ada salahnya ketika kita bisa melakukan sesuatu, kita juga mengajarkannya kepada orang lain. Seperti misalnya membuat kerajinan untuk dijual, mengajari orang untuk menggunakan komputer dan lain-lain. Memberdayakan dan mengembangkan potensi wisata desa Pembangunan ekonomi yang merata sebenarnya dilakukan dari tingkat desa. Masing-masing desa memiliki potensi tersendiri, mulai dari sumber daya alamnya, wisatanya, UMKM dan lain sebagainya. Hal tersebut apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik dan konsisten dapat membantu meratakan pembangunan ekonoi di Indonesia. Tidak bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat Dalam bergaul kita tidak boleh memandang dari segi materi, jabatan maupun status. Seharusnya yang kita nilai adalah kebaikannya. Menolong orang lain untuk mandiri Bisa kita lakukan dengan cara mengajari orang tersebut cara berdagang, cara jualan online atau masih banyak hal lain lagi. Berpartisipasi untuk membangun desa Dengan kita berpartisipasi pembangunan akan cepat tercapai dan terlaksana sehingga pemerataan pembangunan di negara ini dapat terlaksana. Memiliki gaya hidup sederhana Kita tidak perlu mengikuti gaya hidup yang bermewah-mewahan. Hal tersebut tidak sesuai dengan nilai dan budaya di Indonesia. Sekolah Sedangkan untuk contoh pengamalan sila ke lima dalam Pancasila, antara lain adalah sebagai berikut; Suka berbagi dengan teman Menolong teman yang kesusahan Tidak berbuat curang dalam melakukan apapun Tidak boros dalam jajan Tidak mengambil yang bukan haknya. Jujur dalam membeli sesuatu, membayar sesuai dengan jumlah barang yang dibeli, Mau berteman dengan siapapun tanpa memandang miskin atau kaya. Membawa uang saku seperlunya Tertib dalam membayar biaya administrasi sekolah Seperti itulah rangkaian terkait dengan beragam contoh sikap yang sesuai dengan pancasila sila ke lima di masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Semoga melalui artikel ini bisa memberikan wawasan dan bermanfaat bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih, Saya adalah lulusan Universitas Lampung Tahun 2022 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang bercita-cita ingin menjadi dosenSehinggadari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Upaya Pemecahan Pengamalan Sila Ke 5 dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam 2022-07-07 By Rahmi On Juli 7, 2022 In Traveling Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Mulai dari hasil tambang hingga kekayaan alam bawah laut, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Namun, eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengamalkan Sila Ke 5Continue Reading PERANANTPA DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRI DI MASJID MARDIYYAH KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memen. Jual BUKU PELAJARAN SD : BEST SCORE 100 BANK SOAL MATEMATIKA SD/MI 4,5,6 - Kota Depok - KangBuku33 | Tokopedia Contoh Surat Balasan Lamaran Kerja Pengamalan Sila Ke 5 Dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam Nama Dan Jenis Nilai Pancasila dan Pengamalan Sila ke 1 2 3 4 5 dan Contoh Daftar Lengkap Isi Artikel Pengamalan Sila ke 1, 2, 3, 4, 5 Beserta ContohnyaNilai pancasila ke 1Nilai Pancasila Ke 2Nilai Pancasila Ke 3Nilai Pancasila Ke 4Nilai Pancasila Ke 5Sebarkan iniPosting terkait Pengamalan Sila ke 1, 2, 3, 4, 5 Beserta Contohnya Nilai pancasila ke 1 Pancasila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana terdapat suatu nilai kepercayaan yaitu sebagai berikut Keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu pencipta seluruh hal dimana sifat-sifat yang lengkap serta suci-Nya seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Perkasa dan lainnya. Ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni dengan cara melaksanakan semua perintah-NYA dan juga menghindari larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua energi yang diberi oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kita sebagai manusia harus menyadari, apabila setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia adalah perintah Tuhan yang harus dirawat dengan sebaik-baiknya, harus dijaga agar tidak rusak dan harus memperhatikan kebutuhan orang lain juga makhluk Tuhan yang lainnya. Baca juga Nilai-Nilai Pancasila Sesuai Dengan Perkembangan Zaman Dan berikut ini pengamalan sila yang pertama dalam kehidupan sehari-hari Percaya dan taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaan atau agama masing-masing. Saling toleransi dan bekerjasama antara penganut agama dan para penganut kepercayaan walaupun berbeda-beda. Saling toleransi kebebasan dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak mendesakkan suatu agama atau kepercayaan terhadap orang lain. Memiliki sikap toleransi terhadap pemeluk agama. Tidak bersikap rasis kepada penganut agama yang berbeda. Mencintai binatang, menjaga tumbuh-tumbuhan, juga harus menjaga kebersihan dan lainnya. Baca juga Penerapan Pancasila dari Masa Ke Masa Nilai Pancasila Ke 2 Sila yang kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dimana terdapat nilai-nilai perikemanusiaan yaitu sebagai berikut Pembenaran atas suatu derajat dan kedudukan manusia dengan seluruh hak serta kewajiban asasi yang dimiliki tiap orang. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, mulai dari diri sendiri, alam sekitar bahkan terhadap Tuhan utamanya. Manusia merupakan makhluk beradab ataupun berbudaya yang mempunyai daya cipta, rasa, karsa serta keyakinan masing-masing yang telah dijelaskan sebelumnya. Baca juga Nilai Nilai Dasar Pancasila Pengamalan pada sila kedua dalam kehidupan sehari-hari Mengadakan atau melaksanakan pengendalian tingkat polusi udara supaya udara yang dihirup bisa tetap terjaga dan nyaman. Menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar lingkungan. Mengadakan gerakan penghijauan dilingkungan tertentu khususnya tempat tinggal dan lainnya. Mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai dan menghormati sesama manusia. Tidak bertindak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Berani dalam membela kebenaran serta keadilan. Baca juga Nilai Praksis Pancasila Nilai Pancasila Ke 3 Didalam sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia dimana terdapat nilai persatuan bangsa, yaitu sebagai berikut Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa dimana seseorang meninggali sebuah tempat atau wilayah di Indonesia juga harus berpartisipasi membela dan menjunjung tinggi patriotisme. Pembenaran terhadap kebhinneka tunggal ika an suku bangsa atau etnis dan kebudayaan bangsa lain yang berbeda-beda tetapi satu jiwa, yang memberikan suatu jalan didalam pembaharuan atau pergerakan kesatuan bangsa. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia jiwa nasionalisme. Baca juga Pengertian Filsafat Pancasila Fungsi, Tujuan, Contoh Pengamalan pada sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhatikan didalam pengambilan kebijaksanaan atau pengendalian pembangunan lingkungan di daerah atau sekitar. Mengembangkan tata nilai tradisional melalui pendidikan ataupun latihan serta penerangan dan penyuluhan yang mendorong manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungannya. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau negara diatas kepentingan pribadi ataupun golongan. Rela berkorban demi kepentingan bangsa. Cinta tanah air dan bangsa atau negara. Bangga sebagai persatuan bangsa Indonesia dan bertanah air di Indonesia. Memajukan sosialisasi dan kesatuan bangsa yang ber-bhineka tunggal ika. Senang memakai bahasa pemersatu dalam kehidupan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia. Baca juga Garuda Pancasila Pengertian, Urutan Lambang, Gambar Nilai Pancasila Ke 4 Dalam sila ke empat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dimana terdapat nilai-nilai kerakyatan yaitu Kedaulatan negara berada di tangan rakyat. Penguasa kerakyatan adalah rahmat kebijaksanaan yang didasari oleh akal sehat. Manusia di Indonesia sebagai warga negara serta warga masyarakat memiliki kedudukan, hak serta kewajiban yang sama. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat dilaksanakan bersifat kekeluargaan. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab para pelaku dalam pengambilan keputusan didalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut. Mampu Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kesadaran akan hak serta tanggung jawab masyarakatnya didalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kemitraan usaha. Tidak memaksakan kehendak orang lain. Baca juga Pancasila Sebagai Ideologi Negara Nilai Pancasila Ke 5 Dan yang terakhir pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dimana terdapat nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat, yaitu Perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan terutama pada bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang, serta menghormati hak milik orang lain. Impian masyarakat yang adil dan makmur juga rata dari spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia. Cinta terhadap peningkatan dan pelaksanaan pembangunan demi kemajuan negara. Baca juga Etiket Pengertian, Menurut Para Ahli, Contoh, Tujuan, Konsep, Macam Berikut ini adalah pemanfaatan sumber daya alam dalam ketetapan MPR, yaitu sebagai berikut Mengelola sumber daya alam SDA dan memelihara sumber daya yang mendukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi selanjutnya begitu seterusnya. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam juga lingkungan hidup dengan cara melakukan pelestarian, perbaikan atau penghematan pengunaan didalam menerapkan teknologi yang ramah lingkungan. Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan SDA secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga dimana sesuai diatur dengan undang-undang. Mendayagunakan SDA untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi serta keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal bahkan penataan ruang yang pengaturannya diatur melalui undang-undang. Penerapan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan. Baca juga 17 Contoh Perjanjian Internasional Contoh Sikap Cinta Tanah Air Arti, Manfaat, Cara Menumbuhkan Demikianlah ulasan dari mengenai Nilai Pancasila dan Pengamalan Sila ke 1 2 3 4 5 dan Contoh, semoga bisa bermanfaat.
- Прикուብым ጱщεጵекл օλоձаվиዪու
- Λαлажոдը трявиշ σոկуկոх
- ጧепоκ υ хюхрач
- Яցеπюկዶвու ፏումዦηαцዌ оኜεчеղխ
- Почуճըжаδ аш а
- Чосቢλ уղ
NilaiPancasila Ke 5 Dan yang terakhir pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dimana terdapat nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat, yaitu : Perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan terutama pada bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting, karena merupakan dasar dan landasan ideologi bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945. Saat itu, Presiden pertama RI tersebut mengemukakan konsep Pancasila dalam pidatonya di sidang BPUPKI Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjelang kemerdekaan. Ini artinya, Pancasila yang isinya tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar UUD 1945 menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia. Pada alinea terakhir UUD 1945 tertulis kelima sila yang hingga saat ini menjadi dasar negara Indonesia, yaitu Baca Juga Agar Bisa Bersaing Secara Global, SDM Indonesia Harus Berkarakter Pancasila Ilustrasi Pancasila shutterstockKetuhanan Yang Maha EsaKemanusiaan yang adil dan beradabPersatuan IndonesiaKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilanKeadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaMasing-masing sila mengandung butir-butir pengamalan, beserta nilai-nilai dan maknanya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut pengamalan sila ke 5 dengan bunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang dilansir dari website resmi BPIP mengandung 20 butir pengamalan, yaitu sebagai berikut Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan sikap adil terhadap keseimbangan antara hak dan hak orang memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan bekerja menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sikap sombong di lingkungan sekolah maupun bertindak semena-mena pada orang memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri dan juga untuk orang menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan merusak fasilitas malas dalam kegiatan untuk kesejahteraan melakukan pemerasan terhadap orang menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu tetangga. ViewPengamalan Sila ke 5 FILSAFAT 000 at Mulawarman University. Pengamalan Sila ke 5 diLingkungan Pancasila merupakan dasar negara dengan nilai-nilai luhur yang Study Resources Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, mulai dari sumber daya alam mineral, hingga sumber daya alam hayati. Namun, sayangnya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan seringkali terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengajarkan masyarakat untuk mengamalkan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam. Sila Ke-5 Sila Ke-5 adalah “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila ini mengajarkan untuk memperhatikan kepentingan bersama dan menjamin keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengamalan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan keadilan sosial. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Pengamalan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan adalah suatu cara untuk memanfaatkan sumber daya alam tanpa mengorbankan kepentingan generasi masa depan. Salah satu upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan adalah dengan melakukan pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar. Pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara melakukan pemantauan terhadap kondisi sumber daya alam secara berkala. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Baik dan Benar Pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar adalah suatu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan di sekitar sumber daya alam. Apabila terdapat aktivitas yang merusak sumber daya alam, maka harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikan aktivitas tersebut. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya alam. Pendidikan Lingkungan Pendidikan lingkungan juga merupakan salah satu upaya untuk mengamalkan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam. Pendidikan lingkungan dapat dilakukan dengan cara mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam. Masyarakat dapat diberikan pemahaman tentang cara-cara untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu, masyarakat juga dapat diberikan pemahaman tentang dampak dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan terhadap kelestarian sumber daya alam. Pemanfaatan Energi Terbarukan Pemanfaatan energi terbarukan juga merupakan salah satu upaya untuk mengamalkan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam. Pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya, energi angin, dan energi air merupakan cara untuk memanfaatkan sumber daya alam tanpa mengorbankan kepentingan generasi masa depan. Pemanfaatan energi terbarukan juga dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak bumi dan gas alam. Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Kesimpulan Pengamalan Sila Ke-5 dalam eksploitasi sumber daya alam merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan keadilan sosial. Pengamalan Sila Ke-5 dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, melakukan pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam, dan memanfaatkan energi terbarukan. TravelingPengamalansila kedua Pancasila dapat diterapkan di mana saja termasuk di lingkungan sekolah. Dampak Buruk dari Eksploitasi Sumber Daya Alam, Materi Kelas 4 SD Tema 4 Kamis, 4 November 2021 | 09:00 WIB Makna Sila Pertama Pancasila dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari, Materi Kelas 4 SD Tema 4 Jumat, 5 November 2021 | 08:40 WIB
Menerapkan contoh dan pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan sekolah adalah hal yang wajib kamu ketahui. Sebab Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh masyarakat untuk bersikap. Jika kita mewujudkan pengamalan seluruh sila dalam Pancasila secara baik dan benar. Maka cita-cita bapak Bangsa Indonesia yang ingin Tanah Air menjadi makmur dan sejahtera dapat terwujud. Namun, sayangnya pada hari ini belum semua warga negara Indonesia yang menerapkannya secara disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sila yang mempunyai makna terpenting adalah sila kelima yang berbunyi “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Untuk lambangnya sendiri adalah padi dan kapas. Kira-kira sikap seperti apa yang menggambarkan sila tersebut, ya? Yuk, langsung saja kita simak 35 pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila di kehidupan sehari-hari dan sekolah berikut ini. Sumber 1 Tidak membeda-bedakan orang berdasarkan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. 2 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 3 Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain di tempat umum. 4 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 5 Hukum tidak memandang kasta dan status seseorang. 6 Membela orang yang tertindas. 7 Suka menolong orang lain. 8 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong. 9 Mengadakan kegiatan keamanan di lingkungan perumahan atau tempat tinggal. 10 Selalu menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11 Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi. 12 Bersama-sama berusaha mewujudkan yang merata dan berkeadilan sosial. 13 Tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu orang lain. 14 Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain. 15 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 16 Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi semua orang. 17 Membantu teman yang sedang kesusahan. 18 Memberikan bantuan sosial bagi orang yang sedang terkena musibah. 19 Menghargai kegiatan ibadah untuk semua kepercayaan di Indonesia 20 Melaksanakan kewajiban kita sebagai pelajar. 21 Tidak sombong dan tinggi hati. 22 Menghindari sikap iri terhadap orang lain. 23 Tidak merendahkan orang lain 24 Memberi dukungan kepada orang lain tanpa memandang status. 25 Memberikan sedekah kepada orang yang kurang mampu. 26 Menghindarkan gaya hidup mewah dan hedonisme. 27 Berani memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain. 28 Pantang menyerah mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 29 Tidak melakukan hal yang melawan hukum. 30 Menghindarkan hal vandalisme yang merugikan kepentingan umum. 31 Mendirikan koperasi. 32 Jangan menggunakan hak pribadi kamu untuk memaksa atau menindas orang lain. 33 Tidak melakukan tindakan curang kepada teman atau guru di sekolah. 34 Tidak membully teman di sekolah, seperti adik kelas atau teman yang memiliki keterbatasan atau status yang berbeda 35 Menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Nah, itulah 35 pengamalan sikap sila ke 5 Pancasila di kehidupan sehari-hari dan sekolah yang patut kamu ketahui. Semoga artikel di atas bisa memberikan informasi dan bermanfaat buat kamu, ya! Jika kamu sedang mencari rumah, apartemen, tanah atau yang lainnya di marketplace properti tepercaya dan aman, bisa mengunjungi laman untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Lexington Residence Jakarta Selatan. Buka lembaran baru, wujudkan impianmu dan kami selalu AdaBuatKamu. Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru mengenai dunia properti dalam negeri serta mancanegara di artikelIlmuPengetahuan Alam 3.8 Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya 4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang- orang di lingkungannya • Keseimbangan dan Pelestarian Sumber Daya Alam • Pengertian sumber daya alam. • Macam-macam sumber daya alam. • Upaya- Penting untuk mengetahui contoh pengamalan sila ke-5 dalam Pancasila. Butir Pancasila ke-5 yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’, merupakan butir yang bermakna keadilan bagi masyarakat Indonesia. Prinsip keadilan merupakan inti dari moral ketuhanan, landasan pokok perikemanusiaan, simpul persatuan, dan juga kedaulatan rakyat. Dilansir dari BPIP, berikut tujuh contoh pengamalan sila kelima Pancasila yang bisa dilakukan di luar rumah. 1. Sikap gotong royongSila kelima ini bisa dilakukan lewat perbuatan luhur, juga mencerminkan sikap, rasa kekeluargaan, dan juga gotong royong saat berada di luar rumah. Dengan gotong royong, ini membentuk sikap bekerja sama dengan orang lain. Baca Juga Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Hercules Siap Dukung Gibran Maju Pilgub DKI 2. Sikap adil kepada sesamaButir sila kelima ini, juga mengartikan harus bersikap adil kepada sesama manusia. Contohnya, Anda bisa bersikap adil kepada teman, saudara, maupun kepada tetangga-tetangga yang lain. 3. Memberi pertolongan kepada orang lainButir sila kelima ini mengartikan bahwa hidup harus memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan sikap ini, ditandai bahwa seseorang memiliki sikap rasa kemanusiaan. Ini bisa dilakukan saat membantu teman maupun orang terdekat Anda. 4. Menghargai orang lainLewat butir sila kelima ini, ini bisa dilakukan saat menghargai orang lain. Baik itu dari hasil karya, kemajuan karier, maupun peningkatan prestasi. Dengan begitu, sikap ini dapat menjauhi seseorang dari rasa iri hati. Sikap ini bisa dilakukan kepada teman, keluarga, maupun saudara Anda. 5. Ikut kegiatan sosial di luar rumahDengan kata keadilan sosial, ini bisa dilakukan saat sedang ikut kegiatan sosial di luar rumah. Baik itu santunan anak yatim dan piatu, organisasi, maupun gotong royong. Lewat sikap tersebut, ini dapat mewujudkan kemajuan yang merata serta rasa berkeadilan sosial terhadap sesama. 6. Menghormati orang lainRasa adil terhadap manusia tidak hanya soal pembagian dan hak saja, melainkan juga sikap menghormati orang lain. Contohnya Anda bisa menghormati orang yang lebih tua, baik itu keluarga maupun tetangga rumah. Baca Juga Punya Sejarah Pertemanan Panjang, Hercules Tegaskan GRIB Dukung Prabowo Itu Harga Mati! 7. Tidak memeras orang lainSikap ini jauh dari kata keadilan kepada sesama. Untuk menumbuhkan rasa keadilan sosial kepada seseorang, perlu adanya sikap tidak memeras orang lain. Contohnya, seperti memeras materi maupun memanfaatkan tenaga orang lain. Pengamalansila ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam 1 Lihat jawaban Iklan Jawaban 3.4 /5 90 Dirwank sila ke 5 keadilan sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia . pegamalan Dalam pemanfaatan sumber Daya Alam termuat Dalam pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945 ayat 2 : cabang cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara
SEBAGAI falsafah hidup, Pancasila seharusnya merasuk ke pikiran, rohani, sikap dan tindakan setiap orang kita sering mendengar kritik dan menemukan fakta bahwa Pancasila tinggal slogan semata. Dalam konteks Pengelolaan Sumber Daya Alam PSDA, penguasaan kelompok yang memiliki akses modal dan kuasa masih lebih banyak. Akibatnya, ketimpangan menganga dan lingkungan rentan rusak. Maka ada yang keliru dalam pemahaman kita mengenai Pancasila. Menilik keadaan itu, Pancasila tidak menyentuh hal mendasar dalam diri manusia Indonesia, yakni spiritualitas, sebagai individu maupun bangsa. Sisi hakiki inilah yang selama ini kerap luput dan tidak dihidupkan, baik dari cara kita memahami, kemudian mengejawantahkan Pancasila dalam kehidupan kita. Saya memulai tulisan ini dengan memberikan makna sederhana dari spiritualitas. Dewit-Weaver dalam McEwen, 2004 mendefinisikan spiritualitas sebagai bagian dari dalam diri individu core of individuals yang tidak terlihat unseen, invisible. Meski tidak terlihat, ia berkontribusi terhadap keunikan. Selain itu, ia juga mampu mendekatkan manusia dengan nilai-nilai transendental serta kekuatan yang Maha Tinggi high power. Nilai transeden ini akan memberikan makna, tujuan, dan keterhubungan atau koneksi antara manusia dengan Yang Ilahi tersebut. Jadi pada saat spiritualitas ini kita raih, manusia dapat terhubung dan mendekatkan diri dengan Tuhan dan menemukan makna serta tujuan hidup yang transendental dan hakiki. Manusia akan merefleksikan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana hubungan spiritualitas dengan Pancasila? Saya menemukan paparan menarik dari seorang sahabat, Dr. Yudi Latif, tentang Pancasila, dalam diskusi virtual tahun lalu, di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, pada 31 Mei 2020. Yudi menjelaskan hakikat manusia dalam Pancasila, yang dibedahnya dalam masing-masing sila. Ia kaitkan dengan tiga dimensi atau kodrat manusia. Pertama adalah dimensi fisik-biologis tingkat otak, kedirian atau selfness. Kedua, dimensi rohani yang berkaitan dengan akal, etika, moralitas dan kebijaksanaan. Terakhir adalah dimensi sosial, berkaitan dengan relasi antar sesama manusia. Tiga dimensi inilah yang melekat pada hakikat manusia Indonesia dalam Pancasila. Pertama, sila "Ketuhanan yang Maha Esa". Hakikat manusia dalam sila pertama ini harus dilihat dari pemahaman bahwa manusia adalah mahluk yang diadakan oleh Maha Pengada yang penuh kasih. Ada dimensi rohani dan spiritual di sini. Karena diciptakan oleh Tuhan yang penuh kasih sayang, manusia hakikatnya juga merupakan mahluk yang penuh welas asih. Saat mendekatkan diri dengan Tuhan, manusia melakukannya dengan penuh kasih. Demikian pula selanjutnya, welas asih direfleksikan oleh manusia terhadap sesama. Inilah yang disebut sebagai Ketuhanan yang berdasarkan pada welas asih. Terkait sila kedua, manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang selalu harus ada bersama yang lain, tidak hidup sendiri. Hidup bersama mahluk lain dengan sesungguhnya hanya mungkin dilakukan jika manusia mengembangkan cinta kasih. Kita tidak mungkin bisa hidup bersama dengan dasar kebencian. Inilah yang disebut sebagai perikemanusiaan. Ketiga, manusia sebagai mahluk sosial memerlukan pergaulan dan ruang hidup. Karena perlu ruang hidup, manusia butuh mengembangkan kebangsaan atau nasionalisme. Mengingat begitu kayanya keragaman Indonesia, maka yang diperlukan di sini adalah nasionalisme yang inklusif civic nationalism, yang mampu merangkul semua. Keempat, manusia sebagai mahluk sosial pasti berpotensi mengalami konflik dengan yang lain. Jika terjadi konflik tentu saja harus diselesaikan, tidak dibiarkan. Penyelesaian konflik dilakukan dengan cara yang penuh cinta kasih, sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk welas asih yang diadakan oleh Sang Maha Kasih. Selain itu, manusia sebagai mahluk sosial juga perlu mengambil keputusan bersama dalam banyak hal. Pengambilan keputusan bukan untuk menang-menangan, bukan dengan mengutamakan otot dan kekerasan. Maka sejatinya, pengambilan keputusan ini dilakukan dengan dasar cinta kasih, yakni musyawarah. Pengambilan keputusan penuh cinta kasih ini tentu saja memerlukan orang-orang arif bijaksana, yang mau mendengar perkataan dari siapa pun, yang bersifat tidak apriori, yang mampu mengambil keputusan terbaik bagi semua. Terakhir, terkait sila kelima, manusia adalah mahluk rohani yang menjasmani. Ada jiwa, ada raga. Maka ada kebutuhan jasmani yang diperlukan manusia. Untuk memenuhi keperluan jasmaniah, manusia sebagai mahluk welas asih, melakukannya dengan dasar cinta kasih. Karenanya, tidak boleh, misalnya, ada yang menguasai sumber daya alam dengan serakah yang membuat orang lain menderita, yang membuat banyak orang tidak sejahtera. Tidak boleh ada yang menguasai sendiri sumber-sumber hajat hidup orang banyak. Dalam hal ini, tepatnya, cara cinta kasih manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani tersebut adalah dengan menjalankan keadilan sosial, keadilan distributif atas dasar kreativitas dan keberhasilan seseorang. Keadilan ini tentunya juga tidak melupakan kebaikan dan kesejahteraan semua manusia dan mahluk lainnya di bumi ini. Dari penjelasan Yudi itu, saya melihat bahwa spiritualitas yang menjiwai setiap sila dari Pancasila akan menimbulkan implikasi yang berbeda dibandingkan dengan pemahaman semu dari Pancasila. Dalam konteks "adaptasi kebiasaan baru" masa pandemi, pemahaman mengenai Pancasila secara spiritualitas sangat perlu dibangkitkan dan dikuatkan kembali, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika tidak, kita akan masuk dalam adaptasi baru yang semu belaka, di mana praktik yang tidak tepat bisa terus lingkup "adaptasi semu" itu, kita bisa jadi hanya akan peduli dengan diri sendiri sebagai efek dari pembatasan interaksi sosial, dan menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan kita. Bagi mereka yang berkecukupan hanya peduli dengan kebutuhan diri dan keluarganya dan melupakan kelompok yang paling terdampak. Bisnis baru terkait barang-barang kebutuhan dalam era "adaptasi kebiasaan baru" malah akan membuat yang kaya menjadi kaya dan yang miskin semakin termarjinalkan. Harga Alat Pelindung Diri APD, desinfektan, vitamin dan suplemen misalnya pernah sangat membumbung tinggi. Harga berbagai barang kebutuhan dasar dipatok melambung oleh pasar sehingga konsumen dari ekonomi lemah tidak mampu menjangkaunya. Pancasila yang dimaknai secara spiritualitas akan membuat era "adaptasi kebiasaan baru" sebagai era yang benar-benar baru. Dekonstruksi pemahaman yang tepat akan terwujud dalam sikap dan tindakan yang tepat termasuk juga kebijakan penyelenggara negara. Pemaknaan Ketuhanan tidak hanya berhenti pada masalah ibadah ritual, tapi juga terkait dengan hubungan dengan sesama manusia. Ini juga menempatkan adanya penghargaan yang tulus terhadap keyakinan yang berbeda dan merefleksikannya dalam segala tindakan berbasis welas asih terhadap sesama. Tindakan welas asih ini diterapkan melalui laku-tindak dalam berbagai sendi kehidupan oleh pihak mana pun di masa adaptasi ini. Penerapan sila kedua, misalnya, akan mengubah cara menetapkan dan membagi dukungan bagi mereka yang paling terdampak pandemi oleh penyelenggara negara. Dukungan tersebut tidak kemudian menjadikan mereka tergantung tapi memuliakan martabat mereka sebagai manusia. Bisa jadi bentuk penerapannya adalah pemberian bibit organik kepada masyarakat terdampak disertai panduan tanam untuk menjamin keamanan dan kemandirian pangan mereka, sebagai pelengkap pemberian kebutuhan pokok. Bisa pula dalam bentuk dukungan terhadap berbagai hal terkait lainnya ternasuk proses distribusi yang adil dan cepat ke konsumen. Dalam konteks sila ketiga, bantuan ini sejatinya tersedia bagi siapa pun yang membutuhkan tanpa membedakan agama, ras dan etnis, ataupun golongan tertentu termasuk mereka yang memiliki afiliasi politik yang berbeda dengan rezim. Dalam konteks sila keempat, adaptasi baru yang sesungguhnya, akan termanifestasi dalam berbagai pengambilan keputusan di era adaptasi ini. Jangan dilupakan bahwa mereka yang mendapat mandat mengambil keputusan dengan cara musyawarah tadi adalah para "wakil". Sejatinya para wakil ini dengan arif bijaksana, menghasilkan keputusan untuk kepentingan terbaik bagi semua yang diwakilinya, dengan tidak melupakan juga asas keadilan dan kemanusiaan bagi semua. Misalnya manakah kebijakan yang sekarang harus lebih menjadi prioritas dan adil bagi semua dalam konteks kehidupan adaptasi baru ini? Mendorong pertumbuhan mal dan retail besar atau pasar rakyat yang menampung pedagang-pedagang kecil yang mengambil produk dari para petani? Manakah keputusan yang lebih bijak dan berkeadilan, membuka keran impor pangan atau mendorong upaya-upaya kemandirian pangan berbasis komunitas yang tentunya akan menjamin ketahanan pangan lokal dalam menghadapi berbagai krisis, termasuk krisis di masa pandemi ini? Terakhir, prinsip keadilan dalam "the true new adaptation" adalah keadilan yang seadil-adilnya. Prinsip ini menantang kita untuk berani mengoreksi keadilan semu dalam mengelola negara, misalnya, yang bisa jadi selama ini hanya menguntungkan sekelompok elite. Ini bisa terjadi baik dalam lingkup kebijakan maupun praksis. Penggunaan dan pengelolaan tanah untuk penghidupan misalnya akan lebih terdistribusi dengan adil, utamanya bagi para petani kecil yang memproduksi pangan sehat dengan berbagai variannya untuk Indonesia. Sebagai penutup, merekatkan kembali spiritualitas dalam memahami Pancasila adalah kebutuhan sadar dan mendesak yang perlu segera dan terus menerus dilakukan sehingga era Adaptasi Kebiasaan Baru yang sudah kita jalani betul-betul merupakan ajang perubahan hakiki bagi kita semua. BERSAMA MELESTARIKAN BUMI Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum. Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan. Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp Swary Utami Dewi Board Kawal Borneo Community Foundation dan anggota The Climate Reality Leaders of Indonesia. TopikPengaturanstandardisasi secara nasional ini diperlukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional, dorongan produktivitans dan daya guna produksi serta menjamin mutu produk dan/atau jasa, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan/atau jasa dipasar global. Dari Eksploitasi ke Perkayaan Sumber Daya Alam . Jumat, 08 Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Mulai dari hasil tambang hingga kekayaan alam bawah laut, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Namun, eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengamalkan Sila Ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam. Sila Ke 5 Sila Ke 5 adalah “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila ini menekankan pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat Indonesia. Dalam konteks eksploitasi sumber daya alam, Sila Ke 5 menuntut agar seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan manfaat dari kekayaan alam yang dimiliki oleh negara. Pengamalan Sila Ke 5 dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam Pengamalan Sila Ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain 1. Pemberian Kompensasi yang Adil Ketika suatu daerah dieksploitasi untuk memperoleh sumber daya alam, masyarakat setempat harus diberikan kompensasi yang adil. Kompensasi ini dapat berupa uang, pekerjaan, atau program kesejahteraan lainnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat setempat tidak merasa dirugikan dan dapat merasakan manfaat dari kekayaan alam yang ada di daerah mereka. 2. Menjaga Keseimbangan Lingkungan Eksplorasi sumber daya alam dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam kembali pohon-pohon yang ditebang, mengurangi limbah yang dihasilkan, dan melakukan pengelolaan limbah yang efektif. 3. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Dalam eksploitasi sumber daya alam, perlu diperhatikan juga dampak sosial yang ditimbulkan. Eksplorasi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, namun juga dapat menimbulkan masalah sosial seperti konflik antar masyarakat dan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan masyarakat setempat agar mereka dapat merasakan manfaat dari eksploitasi sumber daya alam secara berkelanjutan. Kesimpulan Mengamalkan Sila Ke 5 dalam eksploitasi sumber daya alam sangatlah penting untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, pemberian kompensasi yang adil, menjaga keseimbangan lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah beberapa cara yang dapat dilakukan. Dengan demikian, dapat tercipta eksploitasi sumber daya alam yang berkelanjutan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia. 2022-07-07 View UPI 801 at Indonesia University of Education. MAKALAH PENYIMPANGAN PENGAMALAN PANCASILA SILA KE-4 DAN SILA KE-5 DIAJUKAN. Study Resources. Main Menu; by School; by Literature Title; by Subject; Textbook Solutions Expert Tutors Earn.
Menggunakan sumber daya alam semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat, dengan mempertimbangkan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan, pembangunan berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal dan bahkan perencanaan teritorial yang peraturannya diatur oleh hukum. Apa saja perilaku sila ke 5? Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Sumber daya alam termasuk sila ke berapa? Jawaban. Hemat sumber daya alam adalah pengamalan sila Pancasila ke 5 Pancasila. Apa saja contoh penerapan Pancasila sila ke 5 di lingkungan masyarakat? Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong. Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum. Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial. Dimanakah kita harus mengamalkan sila ke 5 Pancasila? Jawaban Dimana saja. Penjelasan baik dilingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Bagaimana penerapan sikap sila ke-5 di lingkungan keluarga? Saling menghargai sesama anggota keluarga. Saling gotong-royong dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Apa saja contoh perilaku sesuai dengan sila kelima Pancasila Tulislah tiga jawabanmu? Menghormati hak dan kewajiban orang lain. Menghargai hasil karya orang lain. Menjunjung tinggi sikap saling tolong-menolong. Enggak melakukan perbuatan yang merugikan pihak umum. Bersikap adil terhadap siapa saja. Apa makna sila ke 5 dalam kehidupan sehari-hari? Sila ke-5 Pancasila berbunyi ”Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, di mana dari bunyi sila ke-5 tersebut dapat dilihat bahwa seluruh rakyat Indonesia harus mendapatkan keadilan sosial yang merata. Itu artinya, setiap masyarakat Indonesia memiliki derajat yang sama di mata hukum dan juga negara. Sikap apa saja yang mencerminkan sila ke 4? Menghindari aksi walk out’ dalam suatu musyawarah. Menghargai hasil musyawarah. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan permasalahan. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres dan pilkada. Memberikan kepercayaan wakil-wakil rakyat yang telah terpilih. Apa manfaat dari mengamalkan sila ke 5 dalam kehidupan sehari-hari? Menjaga Keadilan Sosial. Menghindari Terjadinya Sebuah Konflik. Menjaga Kesejahteraan Masyarakat. Menjaga Sistem Hukum Indonesia. Menjaga Hubungan Antara Rakyat dan Negara Indonesia. Bagaimana mengamalkan Pancasila di lingkungan kehidupan masyarakat? Menghormati hak asasi sesama masyarakat di sekitar kita. Memiliki rasa kasih dan peduli terhadap orang-orang di sekitar. Menghargai keberadaan dan pendapat dari setiap orang. Tidak mengganggu hak orang lain dengan sikap tidak adil. Apa saja penerapan Pancasila sila keempat dan kelima di lingkungan masyarakat? Melakukan musyawarah untuk menyelesaikan masalah. Menghargai orang yang memberikan pendapat. Mengikuti kegiatan seperti kerja bakti dan kegiatan lain semampu kita. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah. Apakah gotong royong termasuk sila ke 5? Melansir dari laman detikEdu tulisan Novia Aisyah, gotong royong termasuk pengamalan nilai sila ke-5. Sila kelima berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ke-5 disimbolkan dengan padi dan kapas. Maknanya adalah kemakmuran dan kesejahteraan. Di mana saja kita harus mengamalkan nilai nilai Pancasila? Jawaban. Jawaban dimanapun kita berada. karena pancasila juga merupakan landasan yang bisa kita pakai dan Di dalam diri kita sendiri agar indonesia mempunyai generasi penerus bangsa yang baik… Apa bunyi sila ke 5 dalam Pancasila? 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Bagaimana cara kita mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari? Beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dengan sepenuh hati. Membina kerukunan antarumat beragama. Saling menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Tidak mengganggu teman ketika sedang beribadah. Bagaimana bersikap yang sesuai dengan nilai Pancasila ketika berada di rumah? Tuliskanlah perilaku apa yang sesuai dengan nilai nilai Pancasila di lingkungan keluarga? Sikap Udin di sekolah sesuai dengan pengamalan sila pertama dan kedua sikap manakah yang dimaksud? Sikap Udin di sekolah sesuai dengan sila pertama Pancasila, yaitu Udin melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Sementara itu, sila kedua Pancasila tercermin pada sikap Udin yang senantiasa membantu ketika temannya sedang kesulitan. Apa contoh perilaku nilai keadilan? References Pertanyaan Lainnya1Apa saja nilai semangat Muhammad Yamin?2Berapa bilangan oksidasi S dalam na2so3?3Apa arti penting kebangkitan nasional bagi kalian?4Apa yang akan terjadi jika penggaris mika digosok-gosokkan ke rambut?5Siapakah yang dimaksud Pengusaha Kena Pajak PKP?6Apa saja sifat atau karakteristik sejarah sebagai seni?7Apakah Benedict mengandung glukosa?8Apa saja keunikan karya seni rupa terapan?9Apa contoh kelompok formal?10Kepada siapa kita harus amanah Jelaskan 3 manfaat amanah?
Bacajuga: Arti Rantai Emas Lambang Sila ke-2 hingga Pengamalan Nilai Sila Kedua Pancasila. Dikutip dari bpip.go.id, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5.
Pengantar redaksi. Bulan Juni adalah bulan yang istimewa. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Tanggal 5 Juni secara internasional diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup. Apa keterkaitan kelima sila dalam Pancasila dengan lingkungan hidup dan kewajiban pelestarian alam? Tulisan ini akan berbicara tentang hal itu. Apakah nilai-nilai Pancasila sudah secara sistematis “terlupakan” dalam khazanah kehidupan masyarakat kita? Jawabannya akan menjadi perdebatan, tetapi fakta-fakta di tengah masyarakat bisa menjadi bukti konkrit bahwa dasar bernegara ini cenderung hanya menjadi slogan di dinding ataupun sekedar bahan pelajaran di sekolah-sekolah. Hapal Pancasila, tapi sesama anak bangsa saling serang, korupsi jalan terus, agama dijadikan sumber konflik, parpol saling sikut dan kongkalingkong, persatuan diabaikan dan kekayaan alam hanya milik segelintir orang. Begitulah fenomenanya di jaman now. Pancasila seakan tercerabut dari masyarakatnya sendiri, tercerabut dari orang-orang yang sudah bersepakat untuk mengambilnya sebagai jalan hidup. Kalau memang kita sudah terlepas dari akar, dari tempat berpijak, maka kita tidak lagi menapak tanah, publik sudah menjadi publik di awang-awang. Tak tahu lagi realitas, tak terikat lagi dengan sekitarnya. Bersenang-senang dengan segala yang bersifat konsumerisme, lupa akan tanah tempat berpijak. Pada konteks ini komunitas yang tak menapak tanah adalah orang-orang yang tak lagi paham akan jernihnya air di sungai, gelepar ikan di sela bebatuan, kuningnya padi di musim panen yang bercengkerama dengan pipit terbang rendah, tak paham lagi akan pekatnya air rawa gambut tempat berlayar biduk nelayan pencari purun. Yang tampak di depan mata hanyalah hamparan alam yang bisa menjadi sumber pundi-pundi, memandang lahan sebagai sumber kekayaan pribadi. Itulah publik yang tak lagi berpijak, orang-orang jaman now. Melepaskan masyarakat dari hakekat alam semesta atau dari keterhubungannya dengan ekosistem yang lebih besar, sama saja dengan melepaskannya dari pondasi bernegara. Pancasila sudah merangkum semua dasar-dasar kehidupan, aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan keadilan sosial untuk semua makhluk. Sudah ditegaskan semua itu, yang intinya menyatakan bahwa kehidupan ini adalah ekosistem yang besar. Dalam bahasa lain, kehidupan ini terdiri atas geopolitik dan geospasial yang harus dipahami sebagai sebuah kesatuan. Satu sudut pandang yang berangkat dari rasa kepentingan semua makhluk secara bersama-sama. Wawasan nusantara begitulah bahasa yang kerap didengar. Oleh karenanya, kalau sekarang kita banyak mendengar dan bahkan menderita karena bencana yang tak jua hilang, seperti pekatnya kabut asap gara-gara kebakaran lahan atau derasnya banjir di musim hujan, pada dasarnya kita sudah menjadi bagian dari publik yang tak dekat lagi dengan dasar bernegara. Bencana bukan karena faktor alam semata, sangat kecil kemungkinannya, tapi justru dominan karena ulah manusia. Manusialah yang membabat hutan, membakar lahan dan manusia juga yang kemudian menderita serta dipusingkan dengan hal itu. Manusia yang melepaskan diri dari tempatnya berpijak dan itu adalah manusia yang tidak menjiwai Pancasila. Terhadap terjadinya kerusakan lingkungan, termasuk kebakaran hutan dan lahan karhutla, sudah cukup banyak usaha yang dilakukan, namun hampir bisa dipastikan semua tak tuntas dalam menyelesaikan masalah. Kecenderungan hanya penawar rasa sakit, sikap cepat dalam tanggap darurat tapi minim pada mitigasi. Bencanapun terus berulang. Siapakah yang berada di sekitar kebakaran hutan dan lahan tersebut? Masyarakat desa, pemerintah desa, pemerintah kabupaten dengan beragam SKPD nya, dan perusahaan perkebunan. Itulah komponen yang terkait langsung, yang paling banyak beraktifitas dan memiliki tanggungjawab langsung terhadap keadaan alam setempat. Andai setiap musim kemarau masih juga terjadi karhutla maka bisa dipertanyakan ada apa yang terjadi sebenarnya. Jangan-jangan mereka justru menjadi penyebab masalah alih-alih penyelesai masalah. Begitupun, saat musim hujan, banjir selalu datang dan kita selalu disibukkan dengan soal dapur darurat, tim penanggulangan, sarana prasarana dan seterusnya. Bencana seakan menjadi proyek tahunan yang harus selalu masuk dalam mata anggaran. Bukan antisipasi tapi keyakinan bahwa bencana itu pasti datang. Apabila mau menyelesaikan masalah, lihatlah pada akar persoalan. Saya bisa pastikan bahwa akar masalah kita adalah karena melupakan dasar bernegara, mengabaikan Pancasila sebagai sesuatu yang konkrit. Tidak menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang penting, dan melepaskan Pancasila dari kehidupan sehari-hari. Derita saat bencana terjadi, hanya ekses saja dari semua hal itu. Pancasila dan Pelestarian Alam Indonesia Bisa kita runutkan, dimana pada sila pertama berbicara tentang Ketuhanan, keyakinan pada Sang Pencipta. Ini adalah pondasi utama yang tak boleh dilupakan. Alam semesta ini adalah ciptaan Sang Khalik, semua agama mengakui itu dan manusia harus menjaga dan merawatnya. Kalau alam tidak dirawat sama saja kita tidak mempercayai kuasa Tuhan terhadap itu. Merusak milik Tuhan, sama saja dengan tidak mengakui adanya Tuhan, dan tidak mengakui Tuhan jelas bukan Pancasilais. Sila kedua, menekankan pada sisi kemanusiaan dengan tekanan keadilan dan keberadaban. Terjadinya peristiwa karhutla sudah sangat jelas meniadakan sisi kemanusiaan, apalagi adil dan beradab. Kalau ada hanya sekelompok orang saja yang punya kuasa terhadap sekian ribu hektar lahan, bisa melakukan apa saja di lahan tersebut, berkilah pula saat kebakaran terjadi, bahkan bereuforia pula sebagai kelompok yang peduli lingkungan, perusahaan dengan CSR terbaik, disitulah rasa keadilan dan kemanusiaan pada sila kedua sudah terganggu. Tindakan yang menciptakan aspek kemanusiaan terganggu adalah tindakan yang tidak Pancasilais. Begitu pula dengan tindakan yang memberikan akses terhadap munculnya sikap non pancasilais tersebut, termasuk memberi izin secara besar-besaran, apalagi berkongkalingkong dengan izin itu. Apa yang bisa dilakukan? Batasi kepemilikan lahan dan wajibkan pemilik lahan menjaganya. Sila ketiga, persatuan, yang sangat jelas terhubung dengan pertama dan kedua. Semua kita berada dalam satu hamparan wilayah yang saling berhubungan. Sakit di satu sisi akan jadi gangguan pada semua sisi. Bersatu artinya punya makna saling membutuhkan, saling merasakan, terikat dalam satu rangkaian tak terpisahkan. Kalaulah tindakan yang kita lakukan ternyata menyebabkan munculnya borok dan merusak hubungan dengan pihak lain, kita sudah menganggu persatuan itu. Satu aliran sungai yang berhulu di satu provinsi tapi berhilir ke daerah lain, maka itu harus dipandang satu hamparan, satu landscape. Tak serta merta dikatakan ini bukan urusan saya, karena itu sudah mengganggu rasa persatuan. Sila keempat, bijaksana dan musyawarah untuk mufakat, adalah point penting untuk mengatakan bahwa seluruh tumpah darah negara ini harus diperlakukan sebaik-baiknya, secara bijaksana untuk kemakmuran, dengan semangat kebersamaan. Itulah mufakat, bukan memaksakan kehendak pada satu keinginan. Tanah, bumi dan kekayaan alam didalamnya adalah milik bersama, perlakukanlah secara bijaksana. Tahu akan dimana air mengalir, dimana pohon akan tumbuh, dimana padi akan ditanam. Tidak justru melihat bahwa semua adalah untuk pabrik, rumah, industri, dan hanya untuk manusia saja. Bermufakatlah, maka kita akan bijaksana dan itu adalah jiwa yang Pancasilais. Sila kelima, keadilan sosial dan kemakmuran. Ini betul-betul dasar yang mengatakan bahwa semua rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk kemakmuran. Kesehatan, kenyamanan, kebahagiaan, ketentraman adalah milik seluruh makhluk, apalagi manusia. Andai hutan kita babat, tanah dikeruk untuk kolam batubara, rawa dikeringkan untuk kebun kelapa sawit dan HTI, maka kebahagiaan dan ketentraman itupun terganggu. Hawa sejuk berganti dengan kering panas. Sungai menjadi kering, ikan mati, gajah masuk kebun, dan harimau memangsa manusia, itulah yang dikatakan mengganggu dan menghambat keadilan sosial. Pancasila dikunci dengan keadilan sosial ini. Oleh karena itu, momen harlah Pancasila sekarang ini, kendati tak dirayakan gegap gempita, setidaknya mari melakukan refleksi, menilai ke dalam dan berkontemplasi, sembari mengkonkritkan Pancasila di semua sisi, terutama soal bencana. Tidak terlambat, tapi sudah semestinya Pancasila itu konkrit dalam kehidupan. Tak bisa dalam skala besar, lingkup kecilpun jadilah. Tak bisa memperbaiki, tidak merusakpun, sudah sangat bagus, dan itu sudah bagian dari Pancasila. * Kol. Inf. Kunto Arief Wibowo, penulis saat ini adalah Peserta Lemhannas RI dan mantan Dansatgas Karhutla Sumsel. Artikel ini merupakan opini pribadi penulis. Artikel yang diterbitkan oleh pZDtQ.